Gateway adalah perangkat yang menghubungkan jaringan antara satu komputer dengan komputer lainnya. Gateway ini letaknya berada di dalam komputer, guna menghubungkan jaringan dengan protokol berbeda secara bersamaan. Tidak hanya satu dua, banyak komputer dapat dihubungkan menggunakan gateway supaya lebih mudah terkoneksi.
Macam Jenis Gateway
Berbicara tentang jenis gateway, di sini ada 3 macam yang umum digunakan oleh perusahaan. Tanpa gateway ini, proses transfer data menjadi amburadul bahkan sangat sulit untuk dikontrol. Karena itu, berikut penjelasan lebih detail.
Network Gateway
Jenis gateway yang paling banyak digunakan yaitu network gateway. Jenis ini menyediakan interface antara satu jaringan dengan jaringan lain yang beroperasi pada protokol berbeda juga. Jadi, jika ada gateway tanpa nama, inilah yang termasuk network gateway. Menggunakan jaringan yang dapat membuat pengguna melakukan tatap muka.
Ruang Penyimpanan Gateway
Gateway ini melakukan penerjemahan permintaan ruang penyimpanan dengan layanan cloud. Contohnya representational state transfer (REST) serta simple object access protocol (SOAP). Jenis ini memungkinkan penyimpanan cloud secara digital yang tidak merepotkan pengguna. Biasanya ada aplikasi yang memberikan fasilitas storage sangat praktis.
Directional
Terbagi menjadi dua macam yaitu bidirectional memungkinkan data dialirkan ke dua arah. Sering dimanfaatkan sebagai perangkat sinkronisasi. Sedangkan unidirectional hanya mengalirkan data ke satu arah saja. Jadi, dibedakan berdasarkan aliran datanya. Perangkat gateway satu arah kerap digunakan untuk pengarsipan.
Fungsi Gateway
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, gateway berfungsi sebagai penghubung antara satu komputer dengan komputer lainnya. Mengapa perusahaan wajib memiliki gateway dan memahaminya dengan baik sebab tanpanya proses transfer data sangat sulit. Inilah 5 fungsi gateway.
Menggunakan Hardware Bersamaan
Gateway digunakan untuk memudahkan sharing perangkat keras. Sehingga bisa digunakan secara bersamaan antara satu pengguna dengan pengguna lainnya. Contoh nyata bisa dilihat yaitu penggunaan printer di suatu kantor. Perangkat ini kerap diletakkan satu buah saja pada ruangan. Karena itu, semua karyawan disitu bisa menggunakannya.
Konversi Protokol
Fungsi berikutnya memudahkan dalam konversi protokol. Berbagai jaringan bisa dihubungkan meskipun menggunakan protokol berbeda. Artinya, antara satu perangkat dengan perangkat lain meskipun berbeda jaringan tetap dapat digunakan secara bersamaan. Maka, untuk terhubung ke perangkat lain membutuhkan gateway.
Kemudahan Akses Informasi
Saat pengkonversian berhasil dilakukan, lebih mudah bagi beberapa perangkat untuk saling terhubung. Proses akses informasi menjadi sangat cepat sehingga menghemat waktu. Pertukaran data maupun informasi terjadi lebih maksimal. Tanpa gateway, kedua komputer yang memiliki protokol berbeda tidak akan bisa terhubung.
Stabilitas Komputasi
Fungsi berikutnya untuk meningkatkan kinerja komputasi. Task komputasi dibagikan secara merata ke hardware lainnya sehingga prosesnya lebih stabil dan maksimal. Hal ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan karena sekarang ini hampir semua pekerjaan diselesaikan menggunakan komputer. Tanpa gateway ini, pekerjaan di kantor tidak bisa selesai dalam waktu cepat.
Memudahkan Manajemen Data
Suatu perusahaan kerap menggunakan banyak komputer. Tanpa gateway, proses pengorganisasian data sangat sulit dan menghabiskan waktu. Karena itu, hadirlah gateway guna memudahkan integrasi data. Apalagi jika departemen dan divisi bekerja di ruangan ini terpisah. Ada seorang admin juga yang bertugas mengontrol keamanan serta manajemen data.
Itulah pengertian gateway dan kegunaannya dalam aktivitas perusahaan. Biasanya pada jaringan komputer, memiliki dua atau jenis gateway untuk menghubungkan dua jaringan dan transfer data. Melihat hal ini, betapa fungsinya gateway di era kecanggihan teknologi masa kini. Semua perusahaan harus memahami gateway, jenis dan kegunaannya guna performa kinerja lebih baik.
https://telkomuniversity.ac.id
Modeling Sistem Smart Grid dan Energi Berkelanjutan
Pemodelan memegang peran penting dalam membentuk pola pikir pembelajaran dan penelitian terkait Smart Grid serta Energi Terbarukan. Oleh karena itu, laboratorium Smart Grid dan Energi Terbarukan memerlukan keahlian dalam pemodelan. Smart Grid dikembangkan sebagai respons terhadap meningkatnya integrasi pembangkit listrik intermittent ke dalam sistem kelistrikan, baik interkoneksi maupun terisolasi. Maka, pemodelan Smart Grid dan Energi Terbarukan mencakup beberapa subkompetensi berikut:
Desain serta pemodelan pembangkit listrik tenaga surya
Desain serta pemodelan pembangkit listrik tenaga angin
Desain serta pemodelan pembangkit listrik hybrid
Pemodelan dan simulasi dalam perencanaan sistem kelistrikan
Pemodelan dan simulasi dalam operasi sistem kelistrikan
Kelima subkompetensi ini dikembangkan dengan dukungan komputer berspesifikasi tinggi guna memastikan pemodelan dan simulasi menghasilkan data yang valid. Selain itu, perangkat lunak khusus dengan lisensi akademik digunakan untuk mendukung proses pembelajaran dan penelitian dalam bidang pemodelan.
Perangkat lunak yang digunakan antara lain:
PV Sys dan sejenisnya untuk pemodelan pembangkit listrik tenaga surya
WASP serta perangkat lunak serupa seperti WindoGrapher untuk pembangkit listrik tenaga angin
Homer dan perangkat lunak sejenis untuk pembangkit listrik hybrid
Plexos serta perangkat lunak lain seperti PSS/E untuk pemodelan dan simulasi perencanaan sistem kelistrikan
Digsilent Power Factory serta perangkat lunak seperti PSS/E Sincal untuk perencanaan dan operasi sistem kelistrikan
ETAP untuk pemodelan dan simulasi perencanaan serta operasi sistem kelistrikan skala industri, termasuk industri perminyakan
Sistem SCADA dalam Kelistrikan
Salah satu komponen utama sistem cerdas adalah pengendalian dan akuisisi data, yang dapat diwujudkan melalui sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition). Sistem ini dapat diintegrasikan dengan teknologi IoT (Internet of Things). Kompetensi dalam SCADA mencakup tiga aspek utama:
Perencanaan sistem SCADA untuk kelistrikan
Pengoperasian sistem SCADA dalam kelistrikan
Evaluasi kinerja sistem SCADA dalam kelistrikan
Perencanaan sistem SCADA dilakukan menggunakan perangkat lunak yang telah dikembangkan oleh industri, sehingga kerja sama dengan industri menjadi penting. Beberapa perangkat lunak yang digunakan antara lain Surveillance (Kanada), E-Design (ABB, Swedia), serta perangkat lunak dari Siemens (Jerman).
Sementara itu, pengoperasian dan evaluasi sistem SCADA membutuhkan simulator SCADA yang memungkinkan mahasiswa dan peneliti memahami cara kerja sistem ini, menghadapi tantangan operasional, serta mengevaluasi kinerjanya.
Simulator Smart Grid
Simulator Smart Grid adalah model laboratorium yang merepresentasikan pengoperasian sistem smart grid secara nyata. Simulator ini umumnya terdiri dari komponen berikut:
Panel surya PV
Inverter dan konverter
Kincir angin
Lampu radiasi yang dapat dikontrol
Blower yang dapat dikontrol
Panel pemantauan
Baterai atau sistem penyimpanan energi
Multimeter
Sensor radiasi
Sensor kecepatan angin
Komputer dan monitor LCD
Desain simulator Smart Grid di Telkom University mengacu pada standar simulator yang digunakan di universitas internasional seperti NTU, Syracuse University, Ghent University, TU Delft, serta industri seperti ABB dan Schneider.
https://telkomuniversity.ac.id/
COGS: Menakar Biaya Produksi dalam Dunia Usaha
Dalam dunia usaha, ada satu hal yang menjadi poros segalanya, satu elemen yang menentukan arah angin keuntungan atau kerugian, yaitu biaya produksi. Di dalamnya, terdapat satu istilah yang sering kali menjadi penentu harga jual dan margin keuntungan: COGS atau Cost of Goods Sold. Ini bukan sekadar angka dalam laporan keuangan, tetapi denyut nadi dari setiap proses bisnis yang berjalan.
Memahami Esensi COGS
Dikutip dari <strong><a href="https://telkomuniversity.ac.id..../\">Universi Telkom</a></strong>, COGS bukan hanya sebatas biaya, tetapi juga kisah panjang tentang bagaimana sebuah barang diproduksi, dari awal mula hingga siap didistribusikan. Ada bahan baku yang harus dibeli, ada keringat para pekerja yang mengalir deras dalam setiap lembar produksi, ada suara mesin yang berdengung setiap hari, dan tentu saja, ada biaya listrik yang terus berputar seperti roda nasib sebuah perusahaan. Setiap elemen ini membentuk satu kesatuan, menciptakan angka yang kelak menentukan harga jual.
Komponen-Komponen COGS
Bagaimana sebuah perusahaan bisa mengetahui berapa besar biaya produksinya? Jawabannya terletak pada beberapa komponen utama yang membangun COGS, yaitu:
Stok Awal
Stok awal adalah sisa barang yang telah diproduksi di bulan sebelumnya. Sebuah gudang yang penuh dengan bahan baku adalah harapan, namun juga tanggung jawab. Perusahaan harus memastikan bahwa stok ini diperhitungkan dengan cermat dalam setiap siklus produksi.
Bahan Baku dan Pembelian Tambahan
Sebuah pabrik kertas tak akan bisa memproduksi buku tanpa lembaran kertas yang siap dicetak. Oleh karena itu, bahan baku menjadi elemen utama dalam perhitungan COGS. Pembelian tambahan yang dilakukan dalam satu periode harus dicatat dengan teliti untuk mengetahui biaya yang sesungguhnya dikeluarkan.
Karyawan Langsung
Ada tangan-tangan terampil yang menggerakkan mesin, ada mata yang awas mengawasi setiap lembar kertas yang diproses, dan ada tenaga yang mengangkut hasil produksi ke gudang penyimpanan. Semua ini dilakukan oleh karyawan langsung, mereka yang berkontribusi secara nyata dalam proses produksi. Gaji yang diberikan kepada mereka menjadi salah satu faktor yang menentukan biaya produksi.
Biaya Operasional
Di balik layar, ada biaya yang tak kasat mata tetapi tak bisa diabaikan. Biaya listrik yang membuat mesin tetap menyala, sewa gedung yang harus dibayar setiap bulan, biaya pengemasan agar produk sampai ke tangan pelanggan dalam kondisi prima—semua ini masuk dalam kategori biaya operasional yang mempengaruhi COGS.
Menghitung COGS: Antara Angka dan Realitas
Menghitung COGS bukan sekadar memasukkan angka ke dalam lembar Excel, tetapi juga memahami cerita di baliknya. Ambil contoh sebuah pabrik kertas bernama “Tiga Jaya”. Di bulan September, stok awal bahan baku senilai Rp500.000. Perusahaan kemudian membeli bahan baku tambahan sebesar Rp17.000.000. Dalam proses produksi, 15 karyawan bekerja dengan total gaji Rp16.000.000. Biaya operasional bulanan yang dikeluarkan sebesar Rp8.000.000. Di akhir bulan, stok bahan baku tersisa Rp9.000.000.
Maka, perhitungan COGS adalah:
Dari sini, bisa disimpulkan bahwa pabrik “Tiga Jaya” telah mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp8.500.000 di bulan tersebut.
Kesimpulan: COGS sebagai Cerminan Keberlanjutan Bisnis
COGS bukan sekadar angka dalam laporan keuangan, melainkan cerminan bagaimana sebuah bisnis beroperasi, seberapa efisien manajemen stok, bagaimana tenaga kerja dikelola, dan bagaimana perusahaan menjaga keseimbangan antara produksi dan keuntungan. Dalam perhitungannya, ada kisah tentang perjuangan bisnis, ada strategi yang diterapkan, dan ada harapan yang selalu menyala agar angka-angka ini menghasilkan keuntungan, bukan kerugian.
Setiap perusahaan, dari yang kecil hingga besar, harus memahami COGS dengan baik. Sebab, di balik setiap angka yang tertulis, ada cerita panjang tentang bagaimana sebuah produk akhirnya bisa sampai ke tangan pelanggan dengan harga yang telah diperhitungkan dengan cermat.
Creating The Future | The Best Indonesian Private University. Telkom University is one of the most prominent and most modern private universities in Indonesia. The fast growth of ICT (Information and Communication Technology) combined with the cultural diversity of Indonesia leads Telkom University to focus on ICT-based education and research in the field of engineering, business, and creative industry.